Kunjungan Mari Elka Pangestu
memperkuat komitmen masuknya
pelauhan Benoa dalam MP3EI
“PEMERINTAH Indonesia saat ini sedang melaksanakan Masterplan Perpecapatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) yang memasukkan Pelabuhan marina Benoa Bali, dalam salah satu koridornya” jelas Menteri Pariwisata & Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu dalam kunjungannya ke Pelabuhan Benoa yang dioperasikan oleh BUP PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Benoa Bali.
Dalam kunjungan kerjanya beberapa waktu lalu, Mari Elka Pangestu juga mengikuti rapat kerja Tim KP3EI koridor Bali dan Nusa Tenggara di Nusadua Bali. Dalam kegiatan tersebut mantan Menteri Perdagangan ini telah melihat secara langsung kondisi Pelabuhan Benoa Bali, salah satunya adalah untuk mengetahui sejauh mana manfaat Pembangunan Pelabuhan Marina Benoa dan melihat kesiapan “Breaking Ground” pembangunan jalan tol.
Dalam upaya pemerataan pembangunan daerah berkaitan dengan MP3EI, konsorsium perusahaan BUMN yang tergabung dalam PT Jasa Marga Bali Tol telah melakukan pemancangan batu pertama (Ground Breaking) jalan Tol Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa, Rabu 21 Desember 2011 lalu dihadiri Menteri BUMN Dahlan Iskan dan Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmando, serta pejabat teras di Provinsi Bali..
Sinergi BUMN
Pemancangan tanda dimulainya pembangunan jalan tol pertama di Bali sepanjang 11 km ini dilakukan dalam rangka menjawab permintaan pemerintah yang meminta kepada investor pemilik Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) untuk segera memulai pembangunan yan dihara bisa mengurai kemacetan lalulintas di kota Denpasar, sekaligus meningkatkan arus wisata ke Pulau Dewata, yang ke depan cenderung akan diramaikan oleh kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) yang datang dalam jumlah besar menggunakan kapal-kapal wisata mewah.
Dari sisi lain, realisasi kerjasama antar BUMN dalam mebangun jalan tol itu juga merupakan realisasi dari “impian” Menteri BUMN yang tak henti-henti menganjurkan terciptanya sinergi antar BUMN. Pada berbagai kesempatan, menteri yang mantan wartawan ini menganjurkan denfan memberikan contoh: “Kalau BUMN Perkebunan perlu mengangkut hasil kebunnya lewat darat, akan lebih baik bila menggandeng PT KAI dan kalau lewat laut bisa bekerjasama dengan Djakarta Lloyd”.
Senada dengan semangat menciptakan sinergi antar BUMN, jalan tol yang akan menghubungkan Nusa Dua yang dipadati resort dan hotel ke Bandara Internasional Ngurah Rai, dan melewati kawasan pelabuhan Benoa dengan cara membangun jalan di atas permukaan perairan. Untuk keperluan tersebut, telah dibentuk perusahaan patungan PT Jasa Marga Bali Tol yang merupakan perusahaan khusus untuk melaksanakan pengusahaan Jalan Tol Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa. Perusahaan tersebut merupakan konsorsium BUMN yang terdiri dari PT Jasa Marga (pemegng saham 60%) , PT Pelabuhan Indonesia III (20%), PT Angkasa Pura I (10%), PT Wijaya Karya (5%), PT Hutama Karya (2%), PT Adhi Karya (2%), dan PT Pengembangan Pariwisata Bali (1%).
Pada Ground Breaking tersebut, Dirut Pelindo III Djarwo Suryanto hadir bersama Direktur Personalia & Umum A. Edy Hudayat Nurjaman dan Direktur Komersial & Pengembangan Usaha Husein Latief. Keterlibatan Pelindo III dalam pembangunan proyek ini menjadi cukup signifikan, mengingat ditetapkannya A. Edy Hidayat Nurjaman sebagai Anggota Dewan Komisaris dan Wiwin Kwintadi sebagai direktur perseroan.
Pembangunan Jalan Tol Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa adalah salah satu dari beberapa proyek besar PT Pelindo III terkait dengan MP3EI. Beberapa proyek Pelindo III lainnya yang termasuk dalam investasi untuk mendukung MP3EI adalah Pembangunan Terminal Multipurpose Teluk Lamong Pelabuhan Tanjung Perak, Modernisasi Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Pengembangan Terminal Petikemas Pelabuhan Banjarmasin, Pengembangan Terminal Petikemas Pelabuhan Tenau Kupang dan Pembangunan Pelabuhan Marina di Benoa.
Pembangunan jalan tol Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa ditargetkan selesai tahun 2013 dan diharapkan dapat beroperasi sebelum pelaksanaan APEC 2013. Jalan yang menghubungkan beberapa daerah penting di Bali. Investasi untuk membangun jalan tol ini mencapai Rp. 2,3 triliun, dengan konsesi pengoperasian selama 45 tahun sejak Surat Perintah Kerja oleh Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT).
Turn Around Port
Menurut General Manager Pelindo III Cabang Benoa Iwan Sabatini, beberapa waktu sebelum dilakukan Ground Breaking, telah ditinjau oleh Menteri Pariwisata & Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu, untuk memastikan bahwa pembangunan pelabuhan Marina sangat dibutuhkan. Seperti diketahui Manajemen Pelindo III Cabang Benoa bertekad menjadikan Bali menjadi “Turn Around Port” bagi wisata di Indonesia.
Dalam perkembangan yang terjadi, wisatawan mancanegara banyak yang memilih menggunakan kapal cruise selain dengan pesawat udara. Pelabuhan Benoa saat ini mempunya 1 dermaga khusus untuk kapal cruise namun apabila terjadi dua kunjungan kapal wisata dalam satu waktu yang bersamaan, juga dapat menggunakan dermaga selatan. Namun fasilitas dermaga selatan masih belum memadai untuk pelayanan kapal cruise, karena fungsi utama dermaga tersebut adalah untuk pelayanan bongkar muat barang.
Lebih jauh dijelaskan oleh Iwan Sabatini, bahwa disamping pelayanan kapal cruise yang pada tahun 2011 sudah mencapai 33 shipp call dan di tahun 2012 ditargetkan sebanyak 38 shipp call Cruise, Pelabuhan Benoa juga melayani kapal-kapal smal cruise atau yanf dikenal dengan sebutan “YACHT” yang saat ini mulai bertaburan parkir di tengah kolam pelabuhan.
Dalam penjelasannya kepada Reporter Dermaga, Iwan Sabatini berkata bahwa Pelindo III Benoa sudah saatnya menyambut trend peningkatan ini sebagai upaya sinergi terhadap yang telah banyak dilakukan oleh Kementrian Pariwisata & Ekonomi Kreatif untuk memajukan pariwisata di Indonesia, termasuk peningkatan kunjungan kapal-kapal cruise dan yacht.
Sampai saat ini, Bali masih merupakan Daerah Tujuan Wisata utama di Indonesia dengan kunjungan wisatawan mancanegara yang tertinggi dibanding dengan pelabuhan-pelabuhan lain.
Jumlah Penumpang dari Tujuan utama kapal Cruise di Indonesia
No | Tujuan | 2009 | 2010 | 2011 | 2012 |
1. | BALI | 19.448 | 35.147 | 50.121 | 51.934 |
2. | LOMBOK | 2.806 | 6.198 | 10.546 | 26.040 |
3. | KOMODO | 15.254 | 16.510 | 13.496 | 17.620 |
4. | SEMARANG | 10.724 | 10.035 | 14.149 | 15.168 |
5. | JAKARTA | 5.542 | 6.080 | 4.152 | 1.428 |
Kelancaran Logistik
Dalam kunjunannya di Pelabuhan Benoa, usai mengikuti penjelasan GM Mari Elka Pangestu yang didampingi Dirjen Pemasaran Pariwisata Firmansyah mengatakan bahwa Pelabuhan Benoa akan semakin berkembang sejalan dengan dibangunnya jalan tol yang menghubungkan Bandara Ngurah Rai dengan Nusadua serta Pelabuhan Benoa. Menurut menteri, hal itu akan sangat positif bagi kelancaran logistik, serta dapat mendukung kegiatan pariwisata bersama kapal-kapal cruisenya.
Dari presentasi dapat diketahui bahwa di tahun 2011 data kunjungan wisata mancanegara menuju tempat wisata di kepulauan Indonesia meliputi:
a. Bali 50.230 (44%),
b. Jawa 23.027 (20%),
c. Nusa Tenggara 28.338 (25%),
d. Sulawesi 5.622 (5%),
e. Sumatra 3.862 (3%),
f. Papua 1.350 (1%),
g. Kalimantan 800 (1%),
h. Maluku 646 (1%).
Potensi ini sangat mungkin lebih banyak jika infrastruktur dan fasilitas dapat segera dipenuhi dan ditangani dengan serius, karena kegiatan pelayanan kapal cruise mempunyai dampak multiplyer efect yang sangat menguntungkan bagi daerah yang dikunjungi. Terkait dengan pembangunan Pelabuhan Marina yang telah masuk dalam prioritas MP3EI, Menteri Pariwisata & Ekonomi Kreatif meminta agar Pelindo III segera membuat kajian infratruktur dan feasibility study kepada Tim KP3EI serta persetujuan tata ruang/ RTRW wilayah Bali.
Menjadi perhatian pula bahwa ke depan kapal-kapal Cruise yang masuk ke Indonesia diperkirakan semakin banyak dan makin besar ukurannya yaitu kapal panjangnya diatas 260 meter. Disamping itu juga akan terjadi kunjungan kapal-kapal yachr yang dapat mencapai 200 kapal setiap hari yang sandar/ homestay di pelabuhan Benoa. Tentunya hal ini membutuhkan pengembangan infrastruktur yang lebih memadai, yaitu perluasan dermaga dan pendalaman kolam serta alur pelayaran hingga ke kedalaman sekitar – 12 meter LWS. serta sarana terminal yang lebih unik dan dan modern namun tak lepas dari sentuhan budaya. Nantinya dengan terwujudnya Pelabuhan Marina di Benoa maka akan menghasilkan multi-plyer efek yang besar bagi ekonomi di Bali, khususnya disektor pariwisata dan penyerapan tenaga kerja.