Jumat, 30 Desember 2011

PELABUHAN III LEMBAR RAIH UNTUNG BESAR

Kunjungan wisata ke Lombok
meningkat signifikan. Berpotensi
menyaingi Pulau Bali ?

Mataram 31/12 (indonesiaportnews)
            INDUSTRI pariwisata di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) kian menggeliat. Karenanya bukan suatu yang mengada-ada, bila untuk tahun 2012 Dinas Pariwisata NTB berani mematok angka kunjungan wisata sampai pada kisaran 1 juta orang. Gubernur NTB Tuan Guru H. Zainul Majdi pada grand launching Visit Lombok-Sumbawa (VLS) 2012 di Mataram akhir Desember menyebutkan bahwa capaian tersebut bukan sekedar angka kuantitatif, tetapi diharapkan memberi efek ganda kepada masyarakat.
            ”Pertumbuhan pariwisata di NTB harus secara langsung dapat dirasakan secara ekonomis oleh masyarakat” ujar Gubernur yang merupakan tokoh karismatik karena sebelum terjun ke kancah politik sudah dikenal sebagai tokoh agama yang menggeuti dunia pesantren di Lombok Barat.
            Dalam pada itu, Kepala Dinas Pariwisata Pemprov NTB Lalu Gita Aryadi menjelaskan bahwa pertumbuhan industri pariwisata di NTB telah dimulai sejak tiga tahun lalu. Optimisme Lalu Gita didasari pada kenyataan bahwa sejak tahun 2008, tiap tahunnya selalu terjadi peningatan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) maupun wisatawan nusantara (wisnus) yang datang ke Lombok. Sampai dengan Nvember 2011 lalu telah tercatat kunjungan 763.000 wisatawan. Angka 1 juta akan dapat dicapai mengingat seperti pada tahun-tahun sebelumnya, pada tiap peak season akhir tahun an musim loiburan selalu terjadi peningkatan dua kali lipat kunjungan wisatawan dibanding dengan bulan-bulan biasa.
            Peningkatan jumlah wisatawan ke Lombok/Sumbawa utamanya untuk wisman juga disebabkan terjadinya peningkatan arus kunjungan kapal-kapal wisata cruiser pengangkut wisman. Bila pada tahun 2010 baru dicapai 6 kunjungan maka sampai dengan akhir Desember 2011 telah berkunjung sebanyak 8 unit cruise di Pelabuhan Lembar yang dioperasikan oleh BUP PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Lembar.
            ”Untuk tahun 2012 direncanakan akan terjadi peningkatan arus kunjungan cruise ke Pelabuhan Lembar sampai 23 unit. Harus diakui bahwa dengan terjadinya peningkatan arus kunjungan cruise, membuka peluang bagi Terminal Operator Pelabuhan Lembar untuk mencapai laba usaha yang cukup besar. Apalagi di Lembar juga terdapat kegiatan bongkar muat semen, pupuk, batubara dan aspal” jelas General Manager Pelabuhan III Cabang Lembar Risun Riswanto kepada indonesiaportnews yang juga menambahkan bahwa pendapatan usaha tahun 2011 di cabang yang dipimpinnya mencapai 54% dari target yang ditetapkan dalam Rencana Kerja & Anggaran 2011. (RX)***

Rabu, 28 Desember 2011

TPKS MULAI LIRIK PETIKEMAS DOMESTIK



Semarang, 28/12 (indonesiaportnews)
TERMINAL Peti Kemas Semarang(TPKS) sebagai salah satu unit usaha PT Pelabuhan Indonesia III (Persero), selama ini dikenal sebagai terminal khusus petikemas internasional. Namun dengan mencermati arus petikemas internasional yang pada akhir-akhir ini hanya menaglami pertumbuhanberkisar satu digit saja, maka manajemen TPKS mulai melirik untuk dapat melakukan pelayanan bongkar muat peti kemas dalam negeri (domestik). Hal tersebut terkait dengan data pertumbuhan arus petikemas domestik pada beberapa pelabuhan di Indonesia yang meningkat engan cukup signifikan. Langkah ini juga telah mendapat dukungan dari operator pelayaran karena potensi pengangkutan di dalam negeri sedang tumbuh.
TPKS yang selama ini melayani petikemas internasional juga telah melakukan penjajakan agar dapat melayani kegiatan pelayanan petikemas domestik, namun nampaknya rencana tersebut masih belum bisa dilanjutkan karena Pihak Bea dan Cukai sampai dengan saat ini masih belum memberikan izin dengan pertimbangan bahwa TPKS merupakan kawasan kepabeanan yang hanya diperuntukkan untuk kegiatan ekspor dan impor saja.
“Dari data yang kami dapat, arus petikemas domestik yang berasal dari pelabuhan-pelabuhan Banjarmasin, Sampit dan Kumai dengan tujuan Jawa Tengah cukup menjanjikan. Tetapi selama ini pengirimannya hanya dapat dilakukan lewat Tanjung Perak, Surabaya. Padahal bila dapat dikirim langsung ke Semarang, hal itu akan menumbuhkan efisiensi waktu dan biaya” jelas GM TPKS Capt.Afiudiin kepada indonesiaportnews di Semarang, kemarin.
Keseriusan untuk menangani petikemas domestik telah dilakukan oleh Manajemen TPKS dengan mempersiapkan lapangan penumpukan pada lokasi Container Yard (CY 04) seluas 2,09 ha dengan kapasitas 120.000 TEUs setahun. Kordinasi dengan pihak kepabeanan dan pemangku kepentingan terus dilakukan, agar kegiatan pelayanan peti kemas domestik dapat dimulai tahun 2012.
Jnis muatan yang diprediksi akan menjadi komoditas andalan dalam pelayanan petikemas domestik di wilayah Jawa Tengah dan sekitarnya meliputi semen, air minum kemasan dan mesin, dengan estimasi sedikitnya sekitar 3.000 TEUs per tahun.
Pada tahun 2012 menejemen Pelabuhan III akan melakukan investasi dengan penambahan panjang dermaga sepanjang 105 x 25 meter dari dermaga eksisiting TPKS 495 meter. Sehingga nantinya total panjang dermaga akan menjadi 600 meter yang ekuivalen melayani 3 kapal sandar sekaligus. Demikian pula halnya dalam penyediaan lapangan penumpukan, TPKS akan membangun CY baru dalam rangka meningkatkan kapasitas penumpukan.
Realisasi arus peti kemas ekspor dan impor melalui TPKS selama periode Januari-November 2011 telah mencapai 384.332 TEUs. Angka tersebut turun tipis dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2010 lalu yaitu sebanyak 384.522 TEUs. Apabila dirinci arus peti kemas ekspor selama periode Januari-November 2011 mencapai 204.819 TEUs, turun tipis dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebanyak 207.436 TEUs. sedangkan arus peti kemas impor pada periode Januari-November 2011 tercatat 179.513 TEUs, naik tipis dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebanyak 177.086 TEUs. (RX)***

TO PELABUHAN GRESIK: FULL HANDLING DI CURAH KERING

Terminal Operator Gresik
tak hanya sukses capai target  RKA
tetapi juga sukses jalin kerjasama

Gresik, 28/12 (indonesiaportnews).
            IMPLEMENTASI reposisi bisnis PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) dari yang semula pengelola pelabuhan, kini menjadi Terminal Operator, mulai tuntas dilaksanakan di cabang-cabang usahanya. Tak terkecuali di Cabang Gresik yang pada Oktober 2011 lalu menerima sertifikasi ISO 9001:2008 dari PT. Sucofindo untuk jasa pelayanan terminal dan piagam pelayanan prima. Di pelabuhan yang sejak awal lebih dikenal sebagai pelabuhan untuk kapal-kapal pelayaran rakyat (pelra) tersebut, kini terjadi banyak terobosan yang cukup signifikan, hingga mampu menjadi salah satu kontributor utama bagi korporat.
            ”Keberhasilan tersebut tak bisa dilepaskan dari usaha keras dari seluruh pegawai, yang dengan sekuat tenaga terus menciptakan suasana kondusif agar iklim usaha di pelabuhan dapat memicu tertumbuhan ekonomi daerah. Apabila di masa lalu, cabang Gresik sering digambarkan sering ”bermusuhn” dengan Pemkab, alhamdulillah kini hubungan sudah lebih mesra seperti dibuktikan dengan kepercayaan Pemkab Gresik dalam menggandeng Pelabuhan III Cabang Gresik untuk mewujudkan ”impian lama” membangun fasilitas di Kalimireng” ungkap General Manager PT Pelabuhan III Cabang Gresik Sumitro Agus Budiarto kepada indonesiaportnews kemarin.
            Dijelaskan lebih lanjut, bahwa terhitung mulai 1 Januari 2012 TO Gresik sudah akan melakukan layanan bongkar muat batubara di Terminal Curah Kering yang selama ini dikerjakan oleh 8 Perusahaan Bongkar Muat (PBM). Terhitung 1 Januari 2012 seluruh layanan bongkar muat akan dilaksanakan oleh PBM yang merupakan unit kerja dari Pelabuhan III Cabang Gresik. Mengenai hal tersebut, Agus Sumitro mengatakan: ”Kendati seluruh layanan bongkar muat dilakukan oleh PBM kami sendiri, tetapi kami tetap memberi kesempatan kepada PBM eksisting untuk melaksanakan kegiatan di terminal curah kering, namun sesuai dengan sispro yang dikeluarkan oleh Adpel Gresik selaku perpanjangan tangan dari Otoritas Pelabuhan, hal tersebut harus dilakukan dalam kerjasama dengan Pelabuhan III Cabang Gresik. Didasari etike kebersamaan, kami tak bermaksud mematikan usaha PBM yang sudah mulai merintis sejak tahun 2004 setelah terminal curah kering berhasil dibangun oleh PT Gresik Jasatama sebagai mitra kerja Pelabuhan III”.
            Ke depan, Pelabuhan Gresik akan dikembangkan dengan penambahan dermaga sepanjang 300 meter dengan kedalaman kolam -9 meter LWS. Selain terminal curah kering yang sudah berjalan dengan sukses, di Gresik juga akan dibangun terminal curah cair, yang memiliki potensi 18.000 ton/bulan.
            Menjawab pertanyaan indonesiaportnews tentang kontribusi kepad korporat, GM Pelabuhan III Cabang Gresik Sumitro Agus Budiarto menjawab dengan sikap low-profile: ”Dari segi pendapatan, tahun 2011 kami telah mampu melampaui target yang ditetapkan dalam RKA. Besarannya ? Kami kira kurang etis untuk disebutkan, meskipun dalam kenyataan pendapatan usaha kami di tahun 2011 bisa lebih besar dibanding dengan pelabuhan cabang kelas-2 lainnya bahkan juga lebih besar dibanding dengan salah satu cabang kelas-1”. (RX)***

Jumat, 23 Desember 2011

TERBUKANYA PELUANG BISNIS DI PELABUHAN BANJARMASIN

BANJARMASIN 23 Desember 2011
            KEBERHASILAN PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Banjarmasin melakukan sinergi dengan Pemerintah Kota Banjarmasin, patut diacungi jempol. Dengan terjadinya persamaan persepsi dalam mengembangkan pelabuhan utama di Provinsi Kalimantan Seatan ini, tak saja akan mampu membuka peluang peningkatan pendapatan bagi Terminal Operator di Trisakti, juga akan berpotensi terjadinya multiplyer effect dalam pertumbuhan ekonomi daerah.

            Di antara peluang bisnis yang terbuka, antara lain meliputi:
  • Pembangunan  depo sebagai pendukung layanan  petikemas yang diperkirakan ke depan akan semakin meningkat, mengingat kesiapan alat bongkar muat seperti Container Crane (CC) dan Ruber Tyred Gantry (RTG) yang terus ditambah serta adanya rencana penambahan panjang dermaga;
  • Meningkatkan peran Perusahaan Bongkar Muat (PBM) dengan melakukan investasi alat yang tujuannya meningkatkan efisiensi dan produktivitas bongkar muat di Terminal Peti Kemas Banjarmasin (TPKB);
  • Mendorong berkembangnya usaha bidang logistik bagi kelancaran jaringan pasok logistik nasional dengan memperluas daya jangkau di  tingkat wilayah;

General Manager Pelabuhan III Banjarmasin Toto Heli Yanto yang pernah menjabat sebagai Kepala Biro Hukum dan juga Kepala Hubungan Masyarakat di Kantor Pusat Pelabuhan III, mengakui masih terdapat beberapa kekurangan sempurnaan pelayanan di cabang yang dipimpinnya. Terkait dengan hal tersebut, senyampang dengan semakin terbukanya iklim sinergi dengan pemda, perlu pula dirintis kerjasama lebih jauh dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan, utamanya dalam hal:

- Meningkatkan peran Pelabuhan Trisakti Banjarmasin dalam memicu pertumbuhan ekonomi dan perdagangan di daerah ini, dengan kemungkinan mensinkronisasikan kebijakan pembatasan angkutan hasil tambang dan pekebunan lewat jalan negara, dengan mencari solusi permanen agar komoditas unggulan tersebut juga dapat masuk ke pelabuhan;
- Memberi masukan kepada Pemprov/Pemkot serta Otoritas Pelabuhan guna mensinkronisasikan rencana penerbitkan Peraturan Daerah atau Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) akan akan mampu memberi ruang gerak bagi perluasan wilayah kerja Terminal Operator, antaralain dengan pembatasan pembangunan hunian/tertokoan di kawasan Penyangga Hak Pengelolaan Lahan (HPL) pelabuhan yang saat ini sudah terlalu sempit;

Dengan terbentuknya sinergi antar pemerintah daerah dengan Otorita Pelabuhan dan Terminal Operator, diharap ke depan iklim usaha di Pelabuhan Banjarmasin akan lebih meningkat.

Kamis, 22 Desember 2011

PELABUHAN MARINA BENOA DI MASTERPLAN INDONESIA

Kunjungan Mari Elka Pangestu
memperkuat komitmen masuknya
pelauhan Benoa dalam MP3EI

“PEMERINTAH Indonesia saat ini sedang melaksanakan Masterplan Perpecapatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) yang memasukkan Pelabuhan marina Benoa Bali, dalam salah satu koridornya” jelas Menteri Pariwisata & Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu dalam kunjungannya ke Pelabuhan Benoa yang dioperasikan oleh BUP PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Benoa Bali. 
Dalam kunjungan kerjanya beberapa waktu lalu, Mari Elka Pangestu juga mengikuti rapat kerja Tim KP3EI koridor Bali dan Nusa Tenggara di Nusadua Bali. Dalam kegiatan tersebut mantan Menteri Perdagangan ini telah melihat secara langsung kondisi Pelabuhan Benoa Bali, salah satunya adalah untuk mengetahui sejauh mana manfaat Pembangunan Pelabuhan Marina Benoa dan melihat kesiapan “Breaking Ground” pembangunan jalan tol.
Dalam upaya pemerataan pembangunan daerah berkaitan dengan MP3EI, konsorsium perusahaan BUMN yang tergabung dalam PT Jasa Marga Bali Tol telah melakukan pemancangan batu pertama (Ground Breaking) jalan Tol Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa, Rabu 21 Desember 2011 lalu dihadiri Menteri BUMN Dahlan Iskan dan Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmando, serta pejabat teras di Provinsi Bali.. 

Sinergi BUMN
Pemancangan tanda dimulainya pembangunan jalan tol pertama di Bali sepanjang 11 km ini dilakukan dalam rangka menjawab permintaan pemerintah yang meminta kepada investor pemilik Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) untuk segera memulai pembangunan yan dihara bisa mengurai kemacetan lalulintas di kota Denpasar, sekaligus meningkatkan arus wisata ke Pulau Dewata, yang ke depan cenderung akan diramaikan oleh kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) yang datang dalam jumlah besar menggunakan kapal-kapal wisata mewah.
Dari sisi lain, realisasi kerjasama antar BUMN dalam mebangun jalan tol itu juga merupakan realisasi dari “impian” Menteri BUMN yang tak henti-henti menganjurkan terciptanya sinergi antar BUMN. Pada berbagai kesempatan, menteri yang mantan wartawan ini menganjurkan denfan memberikan contoh: “Kalau BUMN Perkebunan perlu mengangkut hasil kebunnya lewat darat, akan lebih baik bila menggandeng PT KAI dan kalau lewat laut bisa bekerjasama dengan Djakarta Lloyd”.
Senada dengan semangat menciptakan sinergi antar BUMN, jalan tol yang akan menghubungkan Nusa Dua yang dipadati resort dan hotel ke Bandara Internasional Ngurah Rai, dan melewati kawasan pelabuhan Benoa dengan cara membangun jalan di atas permukaan perairan. Untuk keperluan tersebut, telah dibentuk perusahaan patungan PT Jasa Marga Bali Tol yang merupakan perusahaan khusus untuk melaksanakan pengusahaan Jalan Tol Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa.  Perusahaan tersebut merupakan konsorsium BUMN yang terdiri dari PT Jasa Marga (pemegng saham 60%) , PT Pelabuhan Indonesia III (20%), PT Angkasa Pura I (10%), PT Wijaya Karya (5%), PT Hutama Karya (2%), PT Adhi Karya (2%), dan PT Pengembangan Pariwisata Bali (1%).
Pada Ground Breaking tersebut, Dirut Pelindo III Djarwo Suryanto hadir bersama Direktur Personalia & Umum A. Edy Hudayat Nurjaman dan Direktur Komersial & Pengembangan Usaha Husein Latief. Keterlibatan Pelindo III dalam pembangunan proyek ini menjadi cukup signifikan, mengingat ditetapkannya  A. Edy Hidayat Nurjaman sebagai Anggota Dewan Komisaris dan Wiwin Kwintadi sebagai direktur perseroan.
Pembangunan Jalan Tol Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa adalah salah satu dari beberapa proyek besar PT Pelindo III terkait dengan MP3EI.  Beberapa proyek Pelindo III lainnya yang termasuk dalam investasi untuk mendukung MP3EI adalah Pembangunan  Terminal Multipurpose Teluk Lamong Pelabuhan Tanjung Perak, Modernisasi Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Pengembangan Terminal Petikemas Pelabuhan Banjarmasin, Pengembangan Terminal Petikemas Pelabuhan Tenau Kupang dan Pembangunan Pelabuhan Marina di Benoa.
Pembangunan jalan tol Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa ditargetkan selesai tahun 2013 dan diharapkan dapat beroperasi sebelum pelaksanaan APEC 2013.  Jalan yang menghubungkan beberapa daerah penting di Bali. Investasi untuk membangun jalan tol ini mencapai Rp. 2,3 triliun, dengan konsesi pengoperasian selama 45 tahun sejak Surat Perintah Kerja oleh Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT).

Turn Around Port
Menurut General Manager Pelindo III Cabang Benoa Iwan Sabatini, beberapa waktu sebelum dilakukan Ground Breaking, telah ditinjau oleh Menteri Pariwisata & Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu, untuk memastikan bahwa pembangunan pelabuhan Marina sangat dibutuhkan. Seperti diketahui Manajemen Pelindo III Cabang Benoa bertekad menjadikan Bali menjadi “Turn Around Port” bagi wisata di Indonesia.
Dalam perkembangan yang terjadi, wisatawan mancanegara banyak yang memilih menggunakan kapal cruise selain dengan pesawat udara. Pelabuhan Benoa saat ini mempunya 1 dermaga khusus untuk kapal cruise namun apabila terjadi dua kunjungan kapal wisata dalam satu waktu yang bersamaan, juga dapat menggunakan dermaga selatan. Namun fasilitas dermaga selatan masih belum memadai untuk pelayanan kapal cruise, karena fungsi utama dermaga tersebut adalah untuk pelayanan bongkar muat barang.
Lebih jauh dijelaskan oleh Iwan Sabatini, bahwa disamping pelayanan kapal cruise yang pada tahun 2011 sudah mencapai 33 shipp call dan di tahun 2012 ditargetkan sebanyak 38 shipp call Cruise, Pelabuhan Benoa juga melayani kapal-kapal smal cruise atau yanf dikenal dengan sebutan “YACHT” yang saat ini mulai bertaburan parkir di tengah kolam pelabuhan.
Dalam penjelasannya kepada Reporter Dermaga, Iwan Sabatini berkata bahwa Pelindo III Benoa sudah saatnya menyambut trend peningkatan ini sebagai upaya sinergi terhadap yang telah banyak dilakukan oleh Kementrian Pariwisata & Ekonomi Kreatif untuk memajukan pariwisata di Indonesia, termasuk peningkatan kunjungan kapal-kapal cruise dan yacht.
Sampai saat ini, Bali masih merupakan Daerah Tujuan Wisata utama di Indonesia dengan kunjungan wisatawan mancanegara yang tertinggi dibanding dengan pelabuhan-pelabuhan lain.

Jumlah Penumpang dari Tujuan utama kapal Cruise di Indonesia

No
Tujuan
2009
2010
2011
2012
1.
BALI
19.448
35.147
50.121
51.934
2.
LOMBOK
2.806
6.198
10.546
26.040
3.
KOMODO
15.254
16.510
13.496
17.620
4.
SEMARANG
10.724
10.035
14.149
15.168
5.
JAKARTA
5.542
6.080
4.152
1.428

Kelancaran Logistik
Dalam kunjunannya di Pelabuhan Benoa, usai mengikuti penjelasan GM Mari Elka Pangestu yang didampingi Dirjen Pemasaran Pariwisata Firmansyah mengatakan bahwa Pelabuhan Benoa akan semakin berkembang sejalan dengan dibangunnya jalan tol yang menghubungkan Bandara Ngurah Rai dengan Nusadua serta Pelabuhan Benoa. Menurut menteri, hal itu akan sangat positif bagi kelancaran logistik, serta dapat mendukung kegiatan pariwisata bersama kapal-kapal cruisenya.
Dari presentasi dapat diketahui bahwa di tahun 2011 data kunjungan wisata mancanegara menuju tempat wisata di kepulauan Indonesia meliputi:

a.       Bali 50.230 (44%),
b.       Jawa 23.027 (20%),
c.       Nusa Tenggara 28.338 (25%),
d.      Sulawesi 5.622 (5%),
e.       Sumatra 3.862 (3%),
f.        Papua 1.350 (1%),
g.      Kalimantan 800 (1%), 
h.      Maluku 646 (1%). 

Potensi ini sangat mungkin lebih banyak jika infrastruktur dan fasilitas dapat segera dipenuhi dan ditangani dengan serius, karena kegiatan pelayanan kapal cruise mempunyai dampak multiplyer efect yang sangat menguntungkan bagi daerah yang dikunjungi. Terkait dengan pembangunan Pelabuhan Marina yang telah masuk dalam prioritas MP3EI, Menteri Pariwisata & Ekonomi Kreatif meminta agar Pelindo III segera membuat kajian infratruktur dan feasibility study kepada Tim KP3EI serta persetujuan tata ruang/ RTRW wilayah Bali.
Menjadi perhatian pula bahwa ke depan kapal-kapal Cruise yang masuk ke Indonesia diperkirakan semakin banyak dan makin besar ukurannya yaitu kapal panjangnya diatas 260 meter. Disamping itu juga akan terjadi kunjungan kapal-kapal yachr yang dapat mencapai 200 kapal setiap hari yang sandar/ homestay di pelabuhan Benoa. Tentunya hal ini membutuhkan pengembangan infrastruktur yang lebih memadai, yaitu perluasan dermaga dan pendalaman kolam serta alur pelayaran hingga ke kedalaman sekitar – 12 meter LWS. serta sarana terminal yang lebih unik dan dan modern namun tak lepas dari sentuhan budaya. Nantinya dengan terwujudnya Pelabuhan Marina di Benoa maka akan menghasilkan multi-plyer efek yang besar bagi ekonomi di Bali, khususnya disektor pariwisata dan penyerapan tenaga kerja.